Minggu, 27 Maret 2011

Taman Bungkul Surabaya Terpilih Jadi Tempat Sedekah Bumi (untuk warga made)

Surabaya - Taman Bungkul yang sempat diprotes sejumlah kiai dari Nahdatul Ulama (NU) karena disalahgunakan sebagai tempat maksiat oleh kalangan muda-mudi, kini terpilih sebagai tempat ritual sedekah bumi dan pagelaran budaya "okol" (panco).

Kepala Bidang Rekreasi dan Hiburan Umum (RHU) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Agus Purnomo, Kamis, mengatakan, dengan adanya kegiatan budaya di Taman Bungkul tersebut tentunya diharapkan bisa menarik wisatawan domestik dan mancanegara.

"Kami ingin mengangkat budaya ini sebagai salah satu potensi menarik wisatawan mancanegara yang singgah di Surabaya," ujarnya.

Menurut dia, terpilihnya Taman Bungkul sebagai pagelaran karena dinilai strategis dan rame pengunjung. Selain itu, pagelaran budaya ini untuk mengurangi kegiatan negatif yang selama ini diprotes oleh kalangan kiai NU, seperti tempat mesum dan acara musik yang seringkali mengganggu kekhusyukan peziarah ke Makam Sunan Bungkul yang ada di dalam Taman Bungkul.

Ritual sedekah bumi di Surabaya ini diyakini masih belum banyak yang tahu. Melihat Surabaya sebagai kota metropolitan, namun budaya lama untuk mensyukuri anugerah tuhan atas hasil bumi masih berlangsung hingga saat ini.

Rencananya, pagelaran sedekah bumi berlangsung hari Minggu (27/3) sekitar pukul 09.00 WIB - 11.00 WIB. Promosi acara ini sudah disebarkan ke hotel-hotel yang menjadi tempat menginap wisatawan manca negara.

Pagelaran ini baru pertamakali diangkat oleh Disbudpar. Menurut Agus, pihaknya akan memperlihatkan ritual ini, mulai dari potong tumpeng hingga acara lokal, seperti okol. "Kalau acara inti bisa sampai tiga hari. Biasanya ada tayuban dan acara ritual lainnya," ujar Agus.

Beberapa kelurahan di Surabaya masih kental menggelar sedekah bumi ini, antara lain terdapat di Kelurahan Pradah Kali Kendal, Kelurahan Putat Gede, Kelurahan Simo, Kelurahan Tanjung Sari, Kelurahan Tubanan, serta Kelurahan Made.

"Di sini, kami mengambil acara dari Kelurahan Made, sebab, bersamaan dengan sedakah bumi yang ada di sana. Selain itu, budaya okol hanya ada di sana," ucapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar